Avanoustic.net - Seorang pria yang memiliki sebuah kelainan 'tidur berjalan' dilaporkan telah terjatuh dari tebing dengan ketinggian 60 kaki saat melakukan camping.
Ryan Campbell, berusia 27 tahun, yang sedang melakukan camping di daerah Kentucky bersama temannya, pergi beristirahat dengan tidur di tempat tidur gantung setelah tiba di lokasi yang mereka tuju. Namun saat pagi hari, temannya melihat dia berjalan dalam keadaan tidak sadar atau masih tidur menuju ke arah tebing, demikian seperti yang dilansir oleh ABC News.
Untungnya, dia jatuh di atas semak rhododendron. Campbell dilaporkan tidak mengalami luka serius yang mengancam jiwanya. Dan saat dilakukan penyelidikan, diketahui bahwa Campbell tidak tahu kalau dia memiliki penyakit tidur berjalan.
![]() |
Photo: ABC News |
"Keluarga atau teman yang seringkali menyampaikannya kalau mereka memiliki kondisi tersebut, atau biasanya si penderita sendiri yang menyadarinya dari jejak yang ada di rumah, seperti sisa makanan, sisa bungkus permen yang mereka makan".
Dr. Tsai menambahkan bahwa, kebanyakan yang menderita tidur berjalan adalah anak-anak dibandingkan dewasa, dan hanya 4% orang yang tidur berjalan saat kecil terbawa hingga dewasa. Menurut penelitian di tahun 2012, ditemukan 3,6% orang dewasa di Amerika Serikat yang mengalami tidur berjalan.
Berbagai macam penyebab yang dapat memicu tidur berjalan, salah satunya adalah stres, kurang tidur, penggunaan obat terlarang, alkohol, dan juga penggunaan obat tertentu seperti anti depresi. Tidur di tempat yang baru dan lingkungan yang tidak dikenal juga dapat memicu dan itu yang cocok dengan kasus Campbell.
"Jadi, apakah sebaiknya Campbell tidak camping mulai sekarang? Tidak juga. Yang penting adalah menjaga keamanan. Mereka harus memastikan lingkungannya aman", kata Tsai.
"Termasuk memberitahukan orang di sekitar mengenai tidur berjalan dan mengunci apapun yang berbahaya bagi si penderita, seperti senjata, perlengkapan berburu atau kunci mobil (jika si penderita bisa mengendarai mobil saat tidur)".
Campbell menjelaskan bahwa dirinya akan tetap pergi camping, namun untuk ke depannya dia akan lebih berhati-hati lagi.
"Saya tidak peduli dengan seberapa jarangnya saya tidur berjalan, saya tidak akan tidur di tebing lagi", ungkap Campbell kepada ABC News.
"Jika tidur berjalan terjadi akibat faktor kurang tidur, pengobatan atau kelainan tidur lainnya, tidur berjalan akan dapat berkurang frekuensinya atau dihentikan jika faktor-faktor ini dihentikan", tegas Tsai.